Biasanya bayi terlahir dengan rhesus positif sedangkan ibunya rhesusnya negatif. Itulah yang di namakan dengan penyakit rehesus pada bayi.
Perbedaan tersebut bisa terjadi, karena rhesus ayah bayi juga positif. Penyakit rhesus pada bayi dengan ibunya bisa menimbulkan penyakit lainnya, seperti :
- Penyakit Kuning
- Anemia (kurang darah) pada bayi.
Gejala inkompatobalitas rhesus
Gejala ini tidak terjadi pada bayi anak pertama. Dan biasanya di tandai dengan penyakit kuning pada si bayi. Kulit serta bola matanya akan terlihat semu kekuningan begitu. Lainnya mengakibatkan bayi lemas, gerakannya melambat dan ngantuk. Jika terkena penyakit rhesus pada bayi saat terlahir. Maka perlu pelayanan sebagai berikut :
- Di beri transfusi darah mengganti yang telah rusak.
- Di berikan elektrolit atau cairan menghindari dari dehidrasi.
- Fototerapi mengurangi unsur kuning (bilirubin) pada si bayi.
Komplikasi penyakit rhesus pada bayi yang ringan itu masih bisa di tangani Namun, jika yang berat itu terjadi akibat kerusakan parah pada sel darah si bayi, yakni :
- Gangguan Mental.
- Anemia (berat).
Perbedaan rhesus ibu dan si jabang bayinya akan membuat Rh nya berbeda. Dan dapat menimbulkan :
- Ketidakcocokan
- Berkelanjuan pada kehamilan kedua. Karena pada kehamilan pertama, antirhesus membuat bayi terlahir dengan kulit kuning. Dan pada kehamilan yang kedua, lebih beresiko fatal. Antirhesus ibunya akan meningkat lebih tinggi pastinya.
- Butuh penanganan kelainan rhesus untuk menghindari semua itu di perlukan pemeriksaan rhesus dari sang ayah dan ibu sejak awal. Agar nantinya bisa segera di tangani apabila terjadi sesuatu ketika mengandung. Apalagi, ketika terjadi perbedaan rhesus ibu dengan anak dalam kandungannya itu sangat berbahaya, karena dapat membuat anak yang dalam kandungan keguguran, akibat dari perbedaan rhesus tersebut.
Penyakit Rhesus pada bayi bisa di akibatkan oleh rhesus ibu maupun rhesus ayah sehingga menyebabkan penyakit rhesus ini muncul pada si bayi.